Suatu daerah
layak dikatakan bersih apabila masyarakatnya mau dan mampu mereduksi sampah
yang mereka hasilkan, sampah organik dikomposting (Bokasi), sedangkan sampah anorganik didaur ulang.
Langkah
pertama yang paling efektif untuk membangkitkan kepedulian masyarakat tentang
kebersihan lingkungan adalah dengan kampanye peduli sampah.
Di Kota
metropolitan sudah peduli akan masalah sampah, tetapi dalam hal ini masyarakat
harus terus diberi kesadaran bahwa problema sampah adalah sama dengan “Bom Waktu“.
Pemerintah
secara bertahap dan pasti harus mulai menanamkan dan menerapkan pentingnya
Sistem dan Manajemen Pengelolaan Sampah yang ideal, hal ini didasarkan pada
kenyataan ukuran volume sampah (organik maupun anorganik) yang ada di Tempat
Pembuangan Akhir (TPA), antara yang masuk dan diolah/dipilah-pilah sangat tidak
seimbang sehingga terjadi penumpukan sampah sampai menggunung.
Penumpukan
sampah tersebut penyebab utama pencemaran lingkungan (udara, tanah dan air)
karena proses kimiawi sampah akan menghasilkan zat-zat kimia antara lain :
Metan yang apabila dihirup manusia sangat membahayakan kesehatan. Untuk
meminimalisasi bahkan mengatasi masalah tersebut maka harus diterapkan sistem
dan manajemen pengelolaan sampah yang ideal. Dengan menerapkan sistem dan manajemen
pengelolaan sampah, manfaat yang diperoleh antara lain mengurangi timbunan
sampah. Pemilihan dan pemilahan sampah menurut jenisnya, pemprosesan sampah
menurut jenis dan kegunaannya dan dapat merangsang/memotivasi masyarakat untuk
hidup sehat.
Pemahaman
dan pengertian kota/daerah yang bersih akan berjalan efektif apabila mendapat
dukungan dari pemerintah daerah, dunia usaha, media massa dan masyarakat. Peran swasta dan masyarakat akan mampu
mempercepat tercapainya lingkungan bersih, sehat dan hijau.
Sistem dan
manajemen yang baik manyangkut pembuangan dan pengelolaan sampah pada tempatnya
akan berpengaruh kepada kesehatan lingkungan masyarakat. Sementara itu
kesadaran penerapan sistem dan manajemen pengelolaan sampah yang baik belum
menjadi kebijakan yang populis di mata masyarakat kita, khususnya. Pengertian
lazim masyarakat ada tiga macam pembuangan sampah yaitu Bumi (Earth), Air (Water) dan Udara (Air). Hal-hal
yang berkaitan dengan sampah akan awet selalu menjadi persoalan. Di daerah kota
yang semakin padat penduduknya akan semakin sulit sistem dan manajemen
pembuangan sampahnya, jika sampah dibakar pencemaran udara yang timbul sangat
mengganggu lingkungan. Sampah awet seperti kaleng bekas, botol, karet, plastik
sulit mendapat pembuangan, ditanampun sulit dan bahkan tidak bisa cepat terurai
oleh tanah. Akan tetapi masih ada pihak yang ternyata sangat membantu
mengurangi polusi sampah awet, yaitu para pemulung. Pekerjaan yang dilakukan
oleh para pemulung ini seharusnya sudah merupakan tahap awal proses pengolahan
kembali sampah awet, dalam perekonomian kita proses pengolahan kembali ini
sangat penting disamping dapat menciptakan lapangan kerja juga dapat menghemat
energi, memberikan sumber bahan baku pelengkap untuk produksi dan membantu
mengatasi persoalan sampah.
Bertitik
tolak dari dasar pemikiran itu maka perlu adanya suatu sistem dan manajemen
pengelolaan sampah yang ideal dan berwawasan ekosistem.
B.
Rumusan
Masalah
Masalah yang dialami kota-kota di Indonesia adalah
menumpuknnya sampah yang tidak dapat diatasi dengan baik. Hal ini dikarenakan
volume sampah yang masuk ke dalam Tempat Pembungan Akhir (TPA) dengan sampah
yang dapat diatasi sangatlah tidak seimbang, sehingga terjadi penumpukan sampah
yang sangat besar. Oleh karena itu diperlukan solusi pengatasan masalah sampah
secara efisien.
Oleh karena itu Tony Wardono mempunyai metode yang
lebih efektif dan efisien dalam mengatasai masalah sampah sehingga tidak
terjadi penumpukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) karena dalam hal
proses pengolahan sampah lebih besar daripada sampah yang masuk ke dalam Tempat
Pembuangan Akhir (TPA).
C.
Tujuan
Tujuan ini penerapan sistem dan manajemen pengelolaan
sampah :
1.
Mengkoposting/Bokhasi sampah organik menjadi pupuk
secara efektif,cepat dan efisien hanya dalam 24 jam.
2.
Meningkatkan nilai tambah secara ekonomi (Margin Value) bagi pemulung yang ada di
Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
3.
Menciptakan kesempatan dan lapangan pekerjaan bagi
masyarakat disekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
4.
Modernisasi
pengelolaan sampah organik secara ekonomi .
D. Manfaat
1.
Pihak
Pengambil Kebijakan
Pemerintah
Kota/Kabupaten dapat mengimplementasikan sistem dan manajemen pengelolaan
sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
2.
Dapat
mengatasi permasalahan gunungan sampah yang ada secara efektif, cepat, efisien
dan ramah lingkungan.
3.
Dapat
meningkatkan nilai tambah secara ekonomi, yaitu sebagai salah satu sumber
Pendapatan Asli Daerah (PAD).
4.
Pencegahan
pencemaran lingkungan dengan menerapkan sistem dan manajemen pengelolaan sampah
yang ideal dan berkesinambungan.
5.
Meningkatkan
kesadaran masyarakat tentang sistem penanggulangan pencemaran lingkungan.
E.
Manajemen
Pengelolaan Sampah
Sampah merupakan bahan sisa baik bahan-bahan yang tidak
digunakan maupun barang yang sudah diambil bagian utamanya dari aspek sosial
ekonomi, sampah merupakan barang yang sudah tidak ada harganya, dari aspek
lingkungan sampah merupakan barang buangan yang sudah tidak berguna dan banyak
menimbulkan masalah pencemaran dan gangguan kelestarian lingkungan.
1
Metode
Penanganan Sampah
Metode ini bertujuan agar permasalahan-permasalahan
yang ditimbulkan oleh sampah dapat ditekan seminimal mungkin dengan cara :
-
Pengumpulan
Sampah
-
Pemisahan Sampah berdasarkan jenis dan keperluanya
-
Mengkomposting
(Bokasi) sampah organik menjadi pupuk
2.
Perencanaan Tempat Pembuangan Sementara (TPS)
-
Lokasi
yang dapat digunakan
-
Luas
daerah yang tersedia
-
Jumlah
(volume) sampah yang akan dibuang
-
Peralatan
yang dibutuhkan
-
Biaya
-
Dampak
lingkungan dari penimbunan sampah
Pada dasarnya pengelolaan sampah cukup sederhana,
pemupukan sampah yang terjadi dari berbagai sumber harus segera diangkat,
selanjutnya dibuang ketempat pembuangan akhir (TPA). Agar sampah mencapai TPA,
tahapan yang harus dilalui adalah :
-
Collections (Pengumpulan)
-
Haullages (Pengangkutan)
-
Disposal (Pembuangan)
Sumber sampah, selain sampah industri ada
bermacam-macam antara lain ; rumah tangga, pasar, rumah sakit, jalan, taman dan
lain-lain. Agar pengangkutannya mudah sampah harus dikumpulkan diberbagai
tempat atau wadah seperti : Kantong plastik, bak sampah, gerobak dan lainnya.
Dari tempat pengumpulan ini kemudian sampah diangkut ke TPS yang selanjutnya
diangkut ke TPA oleh fasilitas pengangkut sampah seperti : truk bak terbuka,
dump truck, compactor truck dan arm roll truck. Di TPA, sampah dipilih dan
dipilah menurut jenis dan keperluanya.
3.
Pengertian
Sampah
Sampah (Wastes)
diartikan sebagai benda yang tidak dipakai, tidak diinginkan dan dibuang,
berdasarkan masalah dan cara-cara penanganannya sampah dapat digolongkan
menjadi :
a.
Solid
Wastes atau Refuse,
yaitu sampah padat
b.
Liquid
Wastes, yaitu sampah cair atau air buangan
c.
Atmospheric Wastes, yaitu sampah gas
d.
Human Wastesan Excreta Disposal, yaitu kotoran manusia
e.
Manure, yaitu kotoran hewan
f.
Special Wastes, yaitu sampah berbahaya
Dalam proposal ini yang dikelola adalah Solid
Wastes/Refuse atau sampah padat (organik).
Sampah/limbah apabila dikelola dengan sistem dan
manajemen yang baik akan bermanfaat bagi hidup dan kehidupan masyarakat
(ekosistem). Sampah organik dikelompokkan dalam 3 (tiga) tujuan yaitu :
1
Sampah yang berasal dari alam, yaitu guguran daun,
bunga dan buah
2
Sampah
yang berasal dari sisa-sisa dapur/industri rumah tangga atau industri besar.
3
Sampah
atau kotoran dan sisa-sisa makanan yang berasal dari ternak hewan.
Dari ketiga kelompok sampah/kotoran tersebut bisa
dikelola dan dimanfaatkan untuk produksi pertanian, yaitu dengan proses daur
ulang (Komposting/Bokasi) dan dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik tanaman.
Di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah organik yang ada
terdiri dari :
a.
Sampah
atau kotoran yang berasal dari hewan dan sisa-sisa makanannya didaur ulang
dengan lactobacillus E 12 menjadi Bokasi yang berfungsi sebagai pupuk kandang
b.
Sampah
atau kotoran yang berasal dari campuran rumput-rumput sampah pasar, dampak rumah
tangga dan guguran daun-daun, bunga dan buah didaur ulang dengan lactobaccilus
menjadi Fine Coumpost.
Perlu kami
jelaskan disini bahwa lactobaccillus adalah proses fermentasi bahan-bahan
organik menjadi cairan yang mengandung dan menghasilkan bakteri-bakteri
menguntungkan sekaligus mengandung Vasses (anti bau) yang berfungsi sebagai “ Penetral “ semua jenis sampah, baik
sampah herbal maupun kotoran.
4.
Jenis
Sampah
Penggolongan jenis sampah dapat didasarkan pada
komposisi kimia, sifat mudah tidaknya mengurai, mudah tidaknya terbakar,
berbahaya dan tidaknya serta karakteristiknya.
Berdasarkan penggolongan komposisi kimianya, sampah
dibagi menjadi sampah organik dan an organik.
Sampah yang secara alami mudah terurai (degradable) dan sampah yang sulit terurai
(Non degradable) adalah penggolongan
sampah didasarkan sifat mengurai.
Berdasarkan mudah tidaknya terbakar, maka sampah dibagi
manjadi sampah yang mudah terbakar (Combustible)
dan sampah yang sulit terbakar (Non
Combustible).
Penggolongan sampah didasarkan berbahaya tidaknya :
-
Sisa
sayuran : sampah organik
-
Sisa
makanan : sampah degradable
-
Plastik : sampah non degradable
-
Kertas
: sampah combustible
-
Kaca,
logam : sampah non combustible
-
Bahan kimia, bekas verban dari Rumah Tangga dan radio
aktif : sampah berbahaya.
Berdasarkan
karakteristiknya sampah dibagi menjadi :
·
Sisa
makanan atau sampah basah (Garbage)
Karakteristik dari sampah basah
dapat membusuk dan terurai dengan cepat, proses pembusukan menimbulkan bau yang
menyengat.
·
Sampah kering (Rubbish)
Sampah kering terdiri dari sampah yang
dapat terbakar dan yang sulit terbakar. Jenis sampah
kering yang bisa terbakar antara lain : kertas, plastik, tekstil, karet, kulit,
kayu dan daun-daun kering. Jenis sampah kering yang sulit/tidak bisa terbakar antara
lain kaca, kaleng, dan lain-lain logam.
·
Abu (Ash)
Benda yang tertinggal dari sisa-sisa
pembakaran kayu, arang dan benda-benda lain yang terbakar.
·
Sampah Jalan (Streetcleaning)
Terdiri dari daun-daun dan pembungkus.
·
Bangkai Binatang (dead animals)
Sampah biologis berupa bangkai
binatang kecil dan binatang piaraan.
·
Sampah Industri (Industrial Wastes)
·
Sampah Rumah sakit dan lainnya.
5.
Sumber
Sampah
Sumber sampah pada umumnya berhubungan erat dengan
penggunaan tanah dan pembagian daerah untuk berbagai kegunaan. Pada dasarnya
sumber sampah dapat diklasifikasikan dalam beberapa kategori, sebagai berikut :
a.
Pemukiman
Penduduk
Jenis sampah yang dihasilkan berupa sisa makanan
bahan-bahan sisa dari pengolahan makanan atau sampah basah (garbage), sampah kering (rubbish) dan abu (ashes).
b.
Tempat-tempat
umum dan tempat-tempat perdagangan/pasar.
Jenis sampah
yang dihasilkan berupa sisa-sisa makanan (sampah basah), sampah kering dan abu.
6.
Komposisi
Sampah
Komposisi sampah dapat dibedakan
menjadi :
a.
Komposisi Fisik
Komposisi
sampah secara fisik antara lain :
-
Sisa
makanan - Kulit
-
Kertas - Sampah pekarangan
-
Plastik - Kayu
-
Tekstil - Logam
-
Karet - Kaca
b.
Komposisi Kimia
Sampah dapat dimanfaatkan kembali tetapi perlu
memperhatikan komponen kimianya, antara lain untuk Biogas sebagai bahan bakar.
Potensi
Timbulnya Sampah
1.
Pemukiman
penduduk
2.
Pasar
3.
Jalan
4.
Taman
5.
Rumah
Sakit
Faktor – faktor yang
mempengaruhi produksi sampah
Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah :
1
Jumlah
penduduk dan kepadatanya
Setiap pertambahan penduduk akan
diikuti oleh kenaikan jumlah
(volume) sampah.
2
Tingkat
aktivitas masyarakat
3
Pola
kehidupan sosial ekonomi
4
Letak
geografis
5
Kemajuan
teknologi
Variasi Jumlah Sampah
Tiap-tiap bulan selama setahun sampah yang berasal dari
tempat-tempat pemukiman merupakan masalah yang dapat timbul secara potensial di
masyarakat baik menurut komposisi maupun jumlahnya. Variasi dari komposisi dan
jumlah sampah dipengaruhi oleh status sosial ekonomi dan kebiasaan masyarakat
dalam menangani sampahnya. Jumlah atau volume sampah juga dipengaruhi oleh
musim, letak dan sifat geografis, tanah, curah hujan, iklim, kebiasaan
masyarakat akan makanan , minuman dan barang – barang terbungkus yang mereka
beli.
Macam Pengaruh Dampak Sampah
1
Dampak
Negatif
a.
Dampak
sampah terhadap kesehatan
Pada awal peradaban manusia, sampah belum menjadi suatu
masalah akan tetapi dengan bertambahnya jumlah penduduk dengan ruang hidup
tetap maka makin hari sampah menjadi masalah serius, hal ini jelas jika dilihat
dari modernisasi kehidupan dan perkembangan teknologi, shingga meningkatkan
aktifitas manusia.
Sehubungan dengan kegiatan manusia, maka permasalahan
sampah berkaitan, baik dari segi social, ekonomi maupun budaya.
Kesehatan merupakan masalah sosial yang selalu
berkaitan antara komponen-komponen yang ada dalam masyarakat, sampah sendiri
apabila ditangani dan dikelola dengan baik, maka tidak menjadi potensi yang
berpengaruh terhadap lingkungannya. Namun sering dan bahkan akrab kita temui
bahwa sampah tidak berada pada tempat yang aman terhadap kesehatan lingkungan.
Sampah yang kurang diperhatikan tersebut dapat berpotensi sebagai tempat
berkembangnya serangga dan binatang pengerat sehingga menjadi faktor penyakit
menular. Disamping itu juga sampah dapat menimbulkan pencemaran udara, air dan
tanah yang secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap kesehatan
lingkungan.
Secara umum pembuangan sampah yang tidak memenuhi
syarat kesehatan akan mengakibatkan :
1)
Tempat berkembang biak dari sarang serangga dan tikus.
2)
Menjadi
sumber polusi tanah, sumber air permukaan tanah, air dalam tanah dan udara
3)
Sebagai
sumber penyebar penyakit
4)
Dampak
sampah sebagai sarana penularan penyakit
Sampah sangat berpotensi menjadi sarang penyakit,
dimana sampah bisa menjadi tempat berkembang biaknya bintang – bintang antara
lain lalat, nyamuk, kecoa, belatung, dan tikus.
b.
Dampak
Positif
Bagian sampah yang terbesar merupakan bahan-bahan
organik, dan bahan-bahan organic tersebut mengalami penguraian atau
penghancuran secara biologis oleh jasad renik yang bersifat aerobik. Selain itu
dengan terjadinya proses dekomposisi yang berlangsung secara amaerobik akan
menhasilkan humus yang sangat berguna untuk penyuburan dan perbaikan struktur
tanah.
Adapun manfaat sampah dibedakan
menjadi 2 (dua) yaitu :
1.
Manfaat
sampah yang mudah membusuk :
Untuk pupuk kompos yang diolah dan
dinetralkan dengan lactobacillus E 12 menjadi bokasi yang bermanfaat untuk
menyuburkan dan mengembalikan struktur tanah
2. Manfaat sampah yang sulit/ tidak
bisa membusuk :
Diambil kembali untuk diolah secara
fisika atau kimiawi, dengan cara :
1
Hand Sorting (pemilihan dengan tangan)
Komponen yang dipisahkan antara alain aluminium,
logam, gelas (kaca), plastic dan karet.
2
Screening (pengasingan)
Pemisahan sampah yang tercampur
menjadi dua atau lebih bagian yang berlainan jenis dan ukurannnya.
Peralatan yang Dibutuhkan
1
Segala
fasilitas insfratruktur, sarana dan prasarana yang ada di TPA antara lain :
alat berat (Backhoe) dan Dump Truck.
2
Alat angkut dari gundukan sampah kelokasi proses
Bokasih
3
Alat
pemilih dan pemilah sampah
4
Alat
perajang sampah
5
Alat
penghalus rajangan sampah
6
Sekrop,
cangkul, masker, sepatu boots, helm proyek, sarung tangan dan terpal/plastik
7
Alat
guyur
8
Cattle
Pack
9
Penetral
Sampah, yaitu lactobacillus E 12
Potret Aktivitas Lingkungan Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
Sebagai tempat pembuangan akhir sampah, TPA diseluruh
Kota seluruh Indonesia rata-rata sudah memiliki persyaratan yang ideal, luas
lahan yang memadai, peralatan pengelolaan sudah tersedia dan infrastruktur yang
lain pun telah siap untuk dimanfaatkan. Kapasitas TPA sangat besar,
permasalahanya disini adalah bagaimana pemerintah bisa memanejemen sampah
tersebut.
Sampah apabila dikelola terdapat potensi ekonomi
sekaligus sebagai peluang lapangan kerja baru, akan tetapi haruslah selalu
diingat dan diwaspadai, sampah adalah sampah, potensi sebagai sumber penyakit
cukup tinggi, kebijakan dan dukungan pemerintah daerah akan permasalahan sampah
sangatlah dibutuhkan dalam permasalahan ini pemerintah daerah memiliki peran
sebagai berikut :
1.
Sebagai
motor manajemen dan pengelolaan sampah
2.
Memberikan
kesempatan kepada pihak swasta untuk mengelolanya
3.
Memberikan kesempatan dan peluang kerja baru
Berikut ini kami sajikan potret standar aktivitas dan
lingkungan TPA sebagai berikut :
Kondisi Sampah di Tempat
Pembuangan sampah
|