Senin, 22 Juli 2013

Pengolahan Sampah Murah, Efektif, Efisien dan Cepat

A.           Latar Belakang
Suatu daerah layak dikatakan bersih apabila masyarakatnya mau dan mampu mereduksi sampah yang mereka hasilkan, sampah organik dikomposting (Bokasi), sedangkan sampah anorganik didaur ulang.
Langkah pertama yang paling efektif untuk membangkitkan kepedulian masyarakat tentang kebersihan lingkungan adalah dengan kampanye peduli sampah.
Di Kota metropolitan sudah peduli akan masalah sampah, tetapi dalam hal ini masyarakat harus terus diberi kesadaran bahwa problema sampah adalah sama dengan “Bom Waktu“.

Pemerintah secara bertahap dan pasti harus mulai menanamkan dan menerapkan pentingnya Sistem dan Manajemen Pengelolaan Sampah yang ideal, hal ini didasarkan pada kenyataan ukuran volume sampah (organik maupun anorganik) yang ada di Tempat Pembuangan Akhir (TPA), antara yang masuk dan diolah/dipilah-pilah sangat tidak seimbang sehingga terjadi penumpukan sampah sampai menggunung.
Penumpukan sampah tersebut penyebab utama pencemaran lingkungan (udara, tanah dan air) karena proses kimiawi sampah akan menghasilkan zat-zat kimia antara lain : Metan yang apabila dihirup manusia sangat membahayakan kesehatan. Untuk meminimalisasi bahkan mengatasi masalah tersebut maka harus diterapkan sistem dan manajemen pengelolaan sampah yang ideal. Dengan menerapkan sistem dan manajemen pengelolaan sampah, manfaat yang diperoleh antara lain mengurangi timbunan sampah. Pemilihan dan pemilahan sampah menurut jenisnya, pemprosesan sampah menurut jenis dan kegunaannya dan dapat merangsang/memotivasi masyarakat untuk hidup sehat.

Pemahaman dan pengertian kota/daerah yang bersih akan berjalan efektif apabila mendapat dukungan dari pemerintah daerah, dunia usaha, media massa dan masyarakat. Peran swasta dan masyarakat akan mampu mempercepat tercapainya lingkungan bersih, sehat dan hijau.
Sistem dan manajemen yang baik manyangkut pembuangan dan pengelolaan sampah pada tempatnya akan berpengaruh kepada kesehatan lingkungan masyarakat. Sementara itu kesadaran penerapan sistem dan manajemen pengelolaan sampah yang baik belum menjadi kebijakan yang populis di mata masyarakat kita, khususnya. Pengertian lazim masyarakat ada tiga macam pembuangan sampah yaitu Bumi (Earth), Air (Water) dan Udara (Air). Hal-hal yang berkaitan dengan sampah akan awet selalu menjadi persoalan. Di daerah kota yang semakin padat penduduknya akan semakin sulit sistem dan manajemen pembuangan sampahnya, jika sampah dibakar pencemaran udara yang timbul sangat mengganggu lingkungan. Sampah awet seperti kaleng bekas, botol, karet, plastik sulit mendapat pembuangan, ditanampun sulit dan bahkan tidak bisa cepat terurai oleh tanah. Akan tetapi masih ada pihak yang ternyata sangat membantu mengurangi polusi sampah awet, yaitu para pemulung. Pekerjaan yang dilakukan oleh para pemulung ini seharusnya sudah merupakan tahap awal proses pengolahan kembali sampah awet, dalam perekonomian kita proses pengolahan kembali ini sangat penting disamping dapat menciptakan lapangan kerja juga dapat menghemat energi, memberikan sumber bahan baku pelengkap untuk produksi dan membantu mengatasi persoalan sampah.
Bertitik tolak dari dasar pemikiran itu maka perlu adanya suatu sistem dan manajemen pengelolaan sampah yang ideal dan berwawasan ekosistem.

B.           Rumusan Masalah
Masalah yang dialami kota-kota di Indonesia adalah menumpuknnya sampah yang tidak dapat diatasi dengan baik. Hal ini dikarenakan volume sampah yang masuk ke dalam Tempat Pembungan Akhir (TPA) dengan sampah yang dapat diatasi sangatlah tidak seimbang, sehingga terjadi penumpukan sampah yang sangat besar. Oleh karena itu diperlukan solusi pengatasan masalah sampah secara efisien.
Oleh karena itu Tony Wardono mempunyai metode yang lebih efektif dan efisien dalam mengatasai masalah sampah sehingga tidak terjadi penumpukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) karena dalam hal proses pengolahan sampah lebih besar daripada sampah yang masuk ke dalam Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
C.            Tujuan
Tujuan ini penerapan sistem dan manajemen pengelolaan sampah :
1.         Mengkoposting/Bokhasi sampah organik menjadi pupuk secara efektif,cepat dan efisien hanya dalam 24 jam.
2.         Meningkatkan nilai tambah secara ekonomi (Margin Value) bagi pemulung yang ada di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
3.         Menciptakan kesempatan dan lapangan pekerjaan bagi masyarakat disekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
4.         Modernisasi pengelolaan sampah organik secara ekonomi .

D.    Manfaat
1.         Pihak Pengambil Kebijakan
       Pemerintah Kota/Kabupaten dapat mengimplementasikan sistem dan manajemen pengelolaan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
2.         Dapat mengatasi permasalahan gunungan sampah yang ada secara efektif, cepat, efisien dan ramah lingkungan.
3.         Dapat meningkatkan nilai tambah secara ekonomi, yaitu sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD).
4.         Pencegahan pencemaran lingkungan dengan menerapkan sistem dan manajemen pengelolaan sampah yang ideal dan berkesinambungan.
5.         Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang sistem penanggulangan pencemaran lingkungan.

E.       Manajemen Pengelolaan Sampah
Sampah merupakan bahan sisa baik bahan-bahan yang tidak digunakan maupun barang yang sudah diambil bagian utamanya dari aspek sosial ekonomi, sampah merupakan barang yang sudah tidak ada harganya, dari aspek lingkungan sampah merupakan barang buangan yang sudah tidak berguna dan banyak menimbulkan masalah pencemaran dan gangguan kelestarian lingkungan.
                      1            Metode Penanganan Sampah
Metode ini bertujuan agar permasalahan-permasalahan yang ditimbulkan oleh sampah dapat ditekan seminimal mungkin dengan cara :
-            Pengumpulan Sampah
-            Pemisahan Sampah berdasarkan jenis dan keperluanya
-            Mengkomposting (Bokasi) sampah organik menjadi pupuk
2.        Perencanaan Tempat Pembuangan Sementara (TPS)
-            Lokasi yang dapat digunakan
-            Luas daerah yang tersedia
-            Jumlah (volume) sampah yang akan dibuang
-            Peralatan yang dibutuhkan
-            Biaya
-            Dampak lingkungan dari penimbunan sampah
Pada dasarnya pengelolaan sampah cukup sederhana, pemupukan sampah yang terjadi dari berbagai sumber harus segera diangkat, selanjutnya dibuang ketempat pembuangan akhir (TPA). Agar sampah mencapai TPA, tahapan yang harus dilalui adalah :
-            Collections (Pengumpulan)
-            Haullages (Pengangkutan)
-            Disposal (Pembuangan)
Sumber sampah, selain sampah industri ada bermacam-macam antara lain ; rumah tangga, pasar, rumah sakit, jalan, taman dan lain-lain. Agar pengangkutannya mudah sampah harus dikumpulkan diberbagai tempat atau wadah seperti : Kantong plastik, bak sampah, gerobak dan lainnya. Dari tempat pengumpulan ini kemudian sampah diangkut ke TPS yang selanjutnya diangkut ke TPA oleh fasilitas pengangkut sampah seperti : truk bak terbuka, dump truck, compactor truck dan arm roll truck. Di TPA, sampah dipilih dan dipilah menurut jenis dan keperluanya.
3.        Pengertian Sampah
Sampah (Wastes) diartikan sebagai benda yang tidak dipakai, tidak diinginkan dan dibuang, berdasarkan masalah dan cara-cara penanganannya sampah dapat digolongkan menjadi :
a.        Solid Wastes atau Refuse, yaitu sampah padat
b.        Liquid Wastes, yaitu sampah cair atau air buangan
c.         Atmospheric Wastes, yaitu sampah gas
d.        Human Wastesan Excreta Disposal, yaitu kotoran manusia
e.        Manure, yaitu kotoran hewan
f.          Special Wastes, yaitu sampah berbahaya
Dalam proposal ini yang dikelola adalah Solid Wastes/Refuse atau sampah padat (organik).
Sampah/limbah apabila dikelola dengan sistem dan manajemen yang baik akan bermanfaat bagi hidup dan kehidupan masyarakat (ekosistem). Sampah organik dikelompokkan dalam 3 (tiga) tujuan yaitu :
                                              1            Sampah yang berasal dari alam, yaitu guguran daun, bunga dan buah
                                              2            Sampah yang berasal dari sisa-sisa dapur/industri rumah tangga atau industri besar.
                                              3            Sampah atau kotoran dan sisa-sisa makanan yang berasal dari ternak hewan.
Dari ketiga kelompok sampah/kotoran tersebut bisa dikelola dan dimanfaatkan untuk produksi pertanian, yaitu dengan proses daur ulang (Komposting/Bokasi) dan dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik tanaman.
Di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah organik yang ada terdiri dari :
a.             Sampah atau kotoran yang berasal dari hewan dan sisa-sisa makanannya didaur ulang dengan lactobacillus E 12 menjadi Bokasi yang berfungsi sebagai pupuk kandang
b.             Sampah atau kotoran yang berasal dari campuran rumput-rumput sampah pasar, dampak rumah tangga dan guguran daun-daun, bunga dan buah didaur ulang dengan lactobaccilus menjadi Fine Coumpost.
  Perlu kami jelaskan disini bahwa lactobaccillus adalah proses fermentasi bahan-bahan organik menjadi cairan yang mengandung dan menghasilkan bakteri-bakteri menguntungkan sekaligus mengandung Vasses (anti bau) yang berfungsi sebagai “ Penetral “ semua jenis sampah, baik sampah herbal maupun kotoran.
4.        Jenis Sampah
Penggolongan jenis sampah dapat didasarkan pada komposisi kimia, sifat mudah tidaknya mengurai, mudah tidaknya terbakar, berbahaya dan tidaknya serta karakteristiknya.
Berdasarkan penggolongan komposisi kimianya, sampah dibagi menjadi sampah organik dan an organik.
Sampah yang secara alami mudah terurai (degradable) dan sampah yang sulit terurai (Non degradable) adalah penggolongan sampah didasarkan sifat mengurai.
Berdasarkan mudah tidaknya terbakar, maka sampah dibagi manjadi sampah yang mudah terbakar (Combustible) dan sampah yang sulit terbakar (Non Combustible).

Penggolongan sampah didasarkan berbahaya tidaknya :
-            Sisa sayuran            : sampah organik
-            Sisa makanan          : sampah degradable
-            Plastik                     : sampah non degradable
-            Kertas                      : sampah combustible
-            Kaca, logam            : sampah non combustible
-            Bahan kimia, bekas verban dari Rumah Tangga dan radio aktif : sampah berbahaya.
Berdasarkan karakteristiknya sampah dibagi menjadi :
·           Sisa makanan atau sampah basah (Garbage)
       Karakteristik dari sampah basah dapat membusuk dan terurai dengan cepat, proses pembusukan menimbulkan bau yang menyengat.
·           Sampah kering (Rubbish)
       Sampah kering terdiri dari sampah yang dapat terbakar dan yang sulit terbakar. Jenis sampah kering yang bisa terbakar antara lain : kertas, plastik, tekstil, karet, kulit, kayu dan daun-daun kering. Jenis sampah kering yang sulit/tidak bisa terbakar antara lain kaca, kaleng, dan lain-lain logam.
·           Abu (Ash)
       Benda yang tertinggal dari sisa-sisa pembakaran kayu, arang dan benda-benda lain yang terbakar.
·           Sampah Jalan (Streetcleaning)
       Terdiri dari daun-daun dan pembungkus.
·           Bangkai Binatang (dead animals)
       Sampah biologis berupa bangkai binatang kecil dan binatang piaraan.
·           Sampah Industri (Industrial Wastes)
·           Sampah Rumah sakit dan lainnya.

5.        Sumber Sampah
Sumber sampah pada umumnya berhubungan erat dengan penggunaan tanah dan pembagian daerah untuk berbagai kegunaan. Pada dasarnya sumber sampah dapat diklasifikasikan dalam beberapa kategori, sebagai berikut :
a.        Pemukiman Penduduk
Jenis sampah yang dihasilkan berupa sisa makanan bahan-bahan sisa dari pengolahan makanan atau sampah basah (garbage), sampah kering (rubbish) dan abu (ashes).
b.        Tempat-tempat umum dan tempat-tempat perdagangan/pasar.
Jenis sampah yang dihasilkan berupa sisa-sisa makanan (sampah basah), sampah kering dan abu.
6.        Komposisi Sampah
Komposisi sampah dapat dibedakan menjadi  :
a.        Komposisi Fisik
Komposisi sampah secara fisik antara lain :
-            Sisa makanan                                   -      Kulit
-            Kertas                                               -      Sampah pekarangan
-            Plastik                                              -      Kayu
-            Tekstil                                              -      Logam
-            Karet                                                -      Kaca
b.        Komposisi Kimia
Sampah dapat dimanfaatkan kembali tetapi perlu memperhatikan komponen kimianya, antara lain untuk Biogas sebagai bahan bakar.
Potensi Timbulnya Sampah
1.        Pemukiman penduduk
2.        Pasar
3.        Jalan
4.        Taman
5.        Rumah Sakit
Faktor – faktor yang mempengaruhi produksi sampah
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah :
                                              1            Jumlah penduduk dan kepadatanya
Setiap pertambahan penduduk akan diikuti oleh kenaikan jumlah                   (volume) sampah.
                                              2            Tingkat aktivitas masyarakat
                                              3            Pola kehidupan sosial ekonomi
                                              4            Letak geografis
                                              5            Kemajuan teknologi
Variasi Jumlah Sampah
Tiap-tiap bulan selama setahun sampah yang berasal dari tempat-tempat pemukiman merupakan masalah yang dapat timbul secara potensial di masyarakat baik menurut komposisi maupun jumlahnya. Variasi dari komposisi dan jumlah sampah dipengaruhi oleh status sosial ekonomi dan kebiasaan masyarakat dalam menangani sampahnya. Jumlah atau volume sampah juga dipengaruhi oleh musim, letak dan sifat geografis, tanah, curah hujan, iklim, kebiasaan masyarakat akan makanan , minuman dan barang – barang terbungkus yang mereka beli.
 Macam Pengaruh Dampak Sampah
                                         1            Dampak Negatif
a.        Dampak sampah terhadap kesehatan
Pada awal peradaban manusia, sampah belum menjadi suatu masalah akan tetapi dengan bertambahnya jumlah penduduk dengan ruang hidup tetap maka makin hari sampah menjadi masalah serius, hal ini jelas jika dilihat dari modernisasi kehidupan dan perkembangan teknologi, shingga meningkatkan aktifitas manusia.
Sehubungan dengan kegiatan manusia, maka permasalahan sampah berkaitan, baik dari segi social, ekonomi maupun budaya.
Kesehatan merupakan masalah sosial yang selalu berkaitan antara komponen-komponen yang ada dalam masyarakat, sampah sendiri apabila ditangani dan dikelola dengan baik, maka tidak menjadi potensi yang berpengaruh terhadap lingkungannya. Namun sering dan bahkan akrab kita temui bahwa sampah tidak berada pada tempat yang aman terhadap kesehatan lingkungan. Sampah yang kurang diperhatikan tersebut dapat berpotensi sebagai tempat berkembangnya serangga dan binatang pengerat sehingga menjadi faktor penyakit menular. Disamping itu juga sampah dapat menimbulkan pencemaran udara, air dan tanah yang secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap kesehatan lingkungan.
Secara umum pembuangan sampah yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan mengakibatkan :
1)        Tempat berkembang biak dari sarang serangga dan tikus.
2)        Menjadi sumber polusi tanah, sumber air permukaan tanah, air dalam tanah dan udara
3)        Sebagai sumber penyebar penyakit
4)        Dampak sampah sebagai sarana penularan penyakit
Sampah sangat berpotensi menjadi sarang penyakit, dimana sampah bisa menjadi tempat berkembang biaknya bintang – bintang antara lain lalat, nyamuk, kecoa, belatung, dan tikus.
b.        Dampak Positif
Bagian sampah yang terbesar merupakan bahan-bahan organik, dan bahan-bahan organic tersebut mengalami penguraian atau penghancuran secara biologis oleh jasad renik yang bersifat aerobik. Selain itu dengan terjadinya proses dekomposisi yang berlangsung secara amaerobik akan menhasilkan humus yang sangat berguna untuk penyuburan dan perbaikan struktur tanah.
Adapun manfaat sampah dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu :
1.        Manfaat sampah yang mudah membusuk :
Untuk pupuk kompos yang diolah dan dinetralkan dengan lactobacillus E 12 menjadi bokasi yang bermanfaat untuk menyuburkan dan mengembalikan struktur tanah
2.      Manfaat sampah yang sulit/ tidak bisa membusuk :
Diambil kembali untuk diolah secara fisika atau kimiawi, dengan cara :
                                                                                                           1             Hand Sorting (pemilihan dengan tangan)
Komponen  yang dipisahkan antara alain aluminium, logam, gelas (kaca), plastic dan karet.
                                                                                                           2             Screening (pengasingan)
Pemisahan sampah yang tercampur menjadi dua atau lebih bagian yang berlainan jenis dan ukurannnya.


 

 



Peralatan yang Dibutuhkan
                                         1        Segala fasilitas insfratruktur, sarana dan prasarana yang ada di TPA antara lain : alat berat (Backhoe) dan Dump Truck.
                                         2        Alat angkut dari gundukan sampah kelokasi proses Bokasih
                                         3        Alat pemilih dan pemilah sampah
                                         4        Alat perajang sampah
                                         5        Alat penghalus rajangan sampah
                                         6        Sekrop, cangkul, masker, sepatu boots, helm proyek, sarung tangan dan terpal/plastik
                                         7        Alat guyur
                                         8        Cattle Pack
                                         9        Penetral Sampah, yaitu lactobacillus E 12
Potret Aktivitas Lingkungan Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
Sebagai tempat pembuangan akhir sampah, TPA diseluruh Kota seluruh Indonesia rata-rata sudah memiliki persyaratan yang ideal, luas lahan yang memadai, peralatan pengelolaan sudah tersedia dan infrastruktur yang lain pun telah siap untuk dimanfaatkan. Kapasitas TPA sangat besar, permasalahanya disini adalah bagaimana pemerintah bisa memanejemen sampah tersebut.
Sampah apabila dikelola terdapat potensi ekonomi sekaligus sebagai peluang lapangan kerja baru, akan tetapi haruslah selalu diingat dan diwaspadai, sampah adalah sampah, potensi sebagai sumber penyakit cukup tinggi, kebijakan dan dukungan pemerintah daerah akan permasalahan sampah sangatlah dibutuhkan dalam permasalahan ini pemerintah daerah memiliki peran sebagai berikut :
1.        Sebagai motor manajemen dan pengelolaan sampah
2.        Memberikan kesempatan kepada pihak swasta untuk mengelolanya
3.        Memberikan kesempatan dan peluang kerja baru
4.        Melindungi masyarakat akan dampak buruk yang ditimbulkan oleh sampah yaitu penyebaran penyakit
Berikut ini kami sajikan potret standar aktivitas dan lingkungan TPA sebagai berikut :


                                          Kondisi Sampah di Tempat Pembuangan sampah

Alat Pencacah sampah


Alat Pencampur sampah dengan larutan (air + Lactobacillus E 12)

Proses pemaparan sampah yang sudah dicampur larutan




Proses Pembokhasian (Penutupan dengan Terpal/Plastik)


Proses Pengepakan



Hasil Pengepakan

Hasil Pengepakan